
Tempat Ibu Kota Baru Negara Republik Indonesia Dipastikan Di Kalimantan Timur – Tempat ibu kota baru negara Republik Indonesia dipastikan di Kalimantan Timur (Kalimantan timur). Menteri Agraria serta Tata Ruangan (ATR) Sofyan Djalil menjelaskan tempat seluas 200-300 ribu hektare (Ha) disediakan untuk membuat ibu kota baru dengan ide forest city itu.
“Iya, Kalimantan timur benar. Tetapi belum mengetahui tempat spesifiknya dimana yang belum,” kata Sofyan waktu didapati di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/8/2019).
Dipilihnya Kalimantan timur jadi tempat ibu kota baru Indonesia singkirkan Kalimantan Tengah yang sampai kini paling marak disebutkan akan gantikan Jakarta jadi ibu kota negara. Walau sebenarnya, nama Kalimantan tengah telah disebutkan lama dari mulai presiden pertama Indonesia, Sukarno.
Memang, sampai sekarang belum diketemukan bukti riwayat, baik dokumen atau audiovisual yang berisi pengakuan Sukarno mengenai Palangka Raya akan jadi ibu kota negara. Tetapi perpindahan itu sering disebutkan oleh menteri-menteri Sukarno.
Dosen Jurusan Arsitektur Kampus Palangka Raya, Wijanarka Arka, yakini Sukarno memiliki gagasan besar berkaitan Palangka Raya. Wijanarka adalah ahli tata kota serta penulis buku ‘Sukarno & Design Gagasan Ibu Kota RI di Palangkaraya’.
Saat itu, Presiden Sukarno membuat dari pertama tata kota Palangka Raya di Kalimantan Tengah yang diresmikannya pada 1957. Dengan keadaan Kota Palangka Raya yang benar-benar luas, Sukarno membuat tata kota itu dari mulai poros tiang pancang serta bundaran besar di muka Istana Gubernur.
Wijanarka yakini, ada fakta tertentu mengapa pembangunan pertama Kota Palangka Raya bukan dikerjakan dengan penempatan batu pertama, tetapi pemancangan tiang. Ini dikerjakan berdasar kearifan lokal suku Dayak yang bangun rumah harus ditancapkan tiang lebih dulu.
Diluar itu, Sukarno inginkan tiang itu jadi analogi pembangunan yang kekinian, sesuai ide pembangunan kota di Washington DC serta beberapa negara besar yang lain yang bergaya art deco.
“Karena itu barusan, berbentuk rumah-rumah bertiang, meskipun perkantorannya tidak bertiang, jadi idenya itu kekinian. Jadi ingin tunjukkan jika Palangka Raya saat itu telah kekinian dengan batu bata, tidak bertiang, ada gaya-gaya art deco (seperti tower-tower), nah infonya itu saran dari Bung Karno,” kata Wijanarka waktu didapati pada Juli 2017 yang lalu.
Design art deco adalah satu diantara style arsitektur kekinian yang memberi kebebasan berseni buat desainer untuk membuat satu arti kekinian pada design interior yang dibuatnya. Kekinian bisa disimpulkan jadi berani tampil berbeda serta baru, dan tampil lebih menarik dari lainnya serta tidak kuno.
Kemauan Sukarno jadikan Palangka Raya jadi satu kota baru seperti Washington DC berkaitan dengan kehadiran tempat basah (gambut serta danau) yang melingkari kota dan tempat kering, tempat pembangunan.
“Di ibu kota seperti Washington DC serta Canberra itu memang menggabungkan danau atau tempat basah serta tempat kering serta bangunan-bangunan. Nah ini menggabungkan itu,” katanya.
Washington DC sendiri adalah ibu kota AS sesudah New York City. AS mengalihkan pusat pemerintahannya ke DC untuk memisahkan di antara pusat usaha serta pemerintahan.